Jumat, 10 Juli 2009

Aku dan Aldy

Setibanya di kos, aku langsung membanting tubuhku ke kasur, terus terang aku masih mengantuk pagi itu. Tapi, di luar dugaan, Aldy pun tiba-tiba ikut membanting tubuhnya ke atas kasur, ia tengkurap dan aku terlentang di sebelahnya, Aldy mendekatkan tubuhnya, mukanya didekatkan sampai tepat di depan batang hidungku.

"Kau belum cerita kenapa kau menciumku tadi, sekarang jelaskan padaku!" kata Aldy. Sesaat lamanya aku hanya mematung sambil bola mataku bergerak-gerak memandangi muka Aldy yang begitu dekat dengan mukaku, aku seperti kena skak mat saat itu.

"Kau, Kau terlalu merangsang sih!" sahutku kemudian, aku menjawabnya dengan serius dan berusaha sejujurnya, tetapi Aldy malah menganggapnya lelucon, ia tertawa mendengarnya.

"Kalau kau suka, kenapa tidak lakukan yang lebih dari itu? Sekarang aku sudah di dekatmu, lakukan saja apa yang kau mau. I'm yours today," Mataku langsung terbelalak mendengar ucapan Aldy barusan yang sungguh di luar dugaan, aku sungguh tak mempercayainya! Sebelum Aku sempat berbuat apa pun saat itu, Aldy sudah bangkit dari kasur, lagi-lagi ia sepertinya kebingungan dengan celananya.

"Kau bisa pakai celanaku dulu selama kau jemur celanamu itu!" usulku kemudian. Aldy mengangguk setuju, aku pun segera bangun dari kasurku dan mengambilkan sebuah celana pendek dan sekaligus celana dalamku untuk kupinjamkan pada Aldy. Sesudah itu Aldy melepas celananya, di depan mataku. Sebelum ia sempat membuka retsletingnya, tanganku secara refleks mencegahnya,

"Biar aku bantu!" kataku sambil kemudian berjongkok di depan Aldy dan membantu memelorotkan celananya. Begitu lepas, mataku langsung tertumbuk pada tonjolan besar yang masih terbungkus celana dalam putih yang super seksi itu dengan jembut-jembut halus di sekelingnya. Kudekatkan tanganku, ku pegang batang kejantanan Aldy dan kuremas-remas seperti orang meremas adonan roti. Aku sungguh menikmatinya sampai-sampai air liurku pun menetes seperti pancuran. Setelah itu, ku dekatkan mulutku, langsung saja kucaplok kontol Aldy yang sudah mengeras itu, tampaknya cukup besar juga. Kugigit-gigit dan kumain-mainkan kontol yang masih terbungkus CD itu dengan mulutku. Aldy mengerang-erang sambil makin lama makin bergerak mundur dan sampai akhirnya bersandar pada tembok. Kedua belah kakinya dibuatnya mengangkang. Pahanya sangat putih dan agak berbulu, sungguh merangsang.

Karena tak tahan lagi aku ingin segera menikmati secara langsung batang kejantanan Aldy di dalam mulutku, maka dengan cepat saja kupelorotkan celana dalam Aldy itu. Sesuatu yang besar dan panjang langsung melesak keluar begitu CD itu kutarik ke bawah hendak kulepaskan. Kontol Aldy bergerak-gerak naik turun dengan keperkasaannya, bergoyang-goyang seperti batang bambu tertiup angin. Aldy sudah full ereksi saat itu sama halnya denganku. Karena CD-ku sudah terasa tak muat lagi menampung kontolku yang makin mengeras itu, aku pun akhirnya membuka juga semua celanaku. We are panthless.

Aku segera saja melumat kontol Aldy dengan mulutku, menjilatinya dari ujung ke pangkalnya dengan lidahku yang liar, menghisap dan mengempotnya keluar masuk mulutku dengan tempo yang makin cepat seiring dengan birahi yang makin membara dan suasana yang makin memanas. Kumain-mainkan kontolnya yang 13 cm itu dengan lidahku, terasa nikmat dan begitu menggairahkan.

"Ach! Teruskan Fer!" pinta Aldy dengan manjanya. Aku tak begitu menggubrisnya, aku masih asyik dengan permainanku. Seolah aku sedang bernostalgia dengan pengalaman bersama teman-teman smu-ku dulu.
Aku kemudian mengangkat sedikit buah pelir Aldy, untuk bisa kunikmati kedua belah selangkangannya yang menebarkan aroma kejantanan seorang Aldy, cowok ganteng dari metropolis.

Setelah puas bermain-main dengan bagian bawahnya, aku langsung mendekap badan Aldy dengan erat, kudaratkan ciuman-ciuman mautku ke bibirnya yang seksi itu sambil membimbingnya menuju ranjang asmara. Kubaringkan badannya di atas kasur dan kemudian kutindih, lagi-lagi aku menciuminya. Kali ini tak hanya di bibir, kutanggalkan t-shirt yang dipakainya dan ku jelajahi setiap lekuk-lekuk tubuhnya dengan bibir dan lidahku, tak dapat lagi ku tahan gelora nafsu seorang remaja kala itu.
Kugigit kedua puting susunya yang memerah, mengelus-elus dadanya dan perutnya yang seksi, menciumi kedua belahan ketiaknya dan menikmati semuanya yang ada pada Aldy. Ini bukan yang pertama, baik untukku maupun untuk Aldy, karena kami sudah sama-sama berpengalaman untuk hal semacam ini. Aldy sebetulnya sudah punya seorang boyfriend di Jakarta, dan mereka berdua sudah cukup sering melakukannya.

Permainan Aldy pun tak dahsyatnya, ia mengeluarkan semua jurus yang ia punya. Boleh dikatakan kami saling bertukar ilmu dan pengalaman. Aldy ternyata lebih suka main belakang, ia menyuruhku telungkup dan kemudian menindih badanku, setelah itu mulailah ia menciumi rambutku dan seluruh wajahku dengan ciuman-ciuman bibirnya, perlahan-lahan makin turun ke punggung dan ke belahan anusku, yang kurasakan hanya kegelian dan nikmat semata. Kemudian Aldy mulai menciumi kedua belahan selangkanganku, kedua kakiku mengangkang. Setelah itu ia mengangkat sedikit tubuhku naik, lantas mulai meraih kontolku dari belakang, ia mengocoknya makin lama makin cepat, sementara kurasakan kontol Aldy bergerak-gerak di pantatku sambil mengeluarkan cairan precumnya.

"Argh, aku sudah mau keluar!" erangku kemudian. Aldy seketika membalikkan badanku dan membuatku telentang, kemudian dimasukkannya kontolku ke dalam mulutnya, dihisapnya sampai muncrat lahar putihku itu di dalam mulutnya. Aldy menjilatnya sampai ludes, ia tak menyisakannya sedikit pun.

Untuk sejenak ia membiarkanku mengambil nafas dan mengobati keletihanku. Setelah itu, lagi-lagi Aldy membalikkan badanku, mengaturnya dalam posisi bersujud, dan kemudian ia pun mulai melumasi jarinya dengan air liur untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang anusku. Aku sebetulnya agak segan dianal, pengalaman pertamaku dulu cukup menjadi trauma tersendiri untukku, sebab anusku sakit sekali sesudah itu. Bukannya kapok, melainkan hanya sebuah trauma, justru aku sebenarnya ketagihan dengan permainan ini. Tapi entahlah, kali ini aku sepertinya tak kuasa untuk menolak, aku seolah pasrah saja di tangan Aldy.

Setelah berhasil memasukkan dua jari ke dalam lubang anusku, ia pun mulai mencoba mengganti dengan kontolnya, ia mendekapku dengan erat dengan gaya doggy style sambil memompa kontolnya masuk. setelah berhasil, ia pun mulai memompanya naik turun berirama, temponya dari mulai yang paling lambat sampai yang paling cepat. Cukup lama ia menganalku sampai spermanya muncrat di dalam lubang anusku. Dan masih saja kurasakan hal yang sama dengan yang dahulu, nyeri dan nikmat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar